Beranda | Artikel
Khutbah Jumat Singkat: Doa
23 jam lalu

Khutbah Jumat Singkat: Doa ini merupakan rekaman khutbah Jum’at yang disampaikan oleh Ustadz Abu Yahya Badrusalam, Lc. di Masjid Al-Barkah, Komplek Rodja, Kp. Tengah, Cileungsi, Bogor, pada 2 Jumadil Awal 1447 H / 24 Oktober 2025 M.

Khutbah Jumat Pertama: Doa

Oleh karena itulah Allah cinta kepada hamba-hamba-Nya yang banyak meminta kepada-Nya karena sesungguhnya itu adalah ibadah yang agung. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

الدُّعَاءُ هُوَ العِبَادَةُ

“Doa adalah ibadah.” (HR. At-Tirmidzi).

Doa yang paling bagus adalah doa Rasulullah Shallallahu ‘Alihi wa Sallam karena doa beliau berisi jawami’ul kalim, yaitu ucapan-ucapan yang penuh makna yang sangat luas apabila dijabarkan. Doa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam hendaknya kita hafalkan.

Di antara doa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam yang beliau minta:

اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ فِعْلَ الْخَيْرَاتِ وَتَرْكَ الْمُنْكَرَاتِ وَحُبَّ الْمَسَاكِينِ وَأَنْ تَغْفِرَ لِي وَتَرْحَمَنِي وَإِذَا أَرَدْتَ فِتْنَةً فِي قَوْمٍ فَتَوَفَّنِي غَيْرَ مَفْتُونٍ وَأَسْأَلُكَ حُبَّكَ وَحُبَّ مَنْ يُحِبُّكَ وَحُبَّ عَمَلٍ يُقَرِّبُنِي إِلَى حُبِّكَ

“Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepada-Mu untuk dapat melakukan kebajikan, meninggalkan kemungkaran, dan mencintai orang-orang miskin. Dan (aku memohon) agar Engkau mengampuni dosaku dan merahmati diriku. Dan jika Engkau menghendaki suatu fitnah (ujian/malapetaka) menimpa suatu kaum, maka wafatkanlah aku dalam keadaan tidak terfitnah. Dan aku memohon kepada-Mu cinta-Mu, cinta orang-orang yang mencintai-Mu, dan cinta amal yang dapat mendekatkanku kepada cinta-Mu.” (HR. At-Tirmidzi dan Ahmad)

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam mengatakan, “Pelajarilah ini, hafalkan, dan ajarkan kepada orang lain.”

Memohon Kekuatan untuk Berbuat Kebaikan dan Meninggalkan Kemungkaran

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam meminta, “Ya Allah, aku minta kepada Engkau agar bisa melakukan kebaikan.” Untuk melakukan kebaikan itu tidak mudah. Banyak sekali perkara yang diperintahkan oleh Allah dan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam yang tidak sesuai dengan hawa nafsu, syahwat, dan keinginan. Melakukan kebaikan butuh bantuan dari Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Ibadah tidaklah mudah. Ibadah adalah sesuatu yang tidak disukai oleh jiwa-jiwa, apalagi jiwa itu penuh dengan dosa dan maksiat. Oleh karena itu, Allah ‘Azza wa Jalla berfirman:

إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ

“Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah kami mohon pertolongan.” (QS. Al-Fatihah[1]: 5).

Syaikh Utsaimin menjelaskan bahwa karena ibadah itu berat, maka kita minta tolong kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala agar Allah bantu melaksanakan ibadah.

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam juga meminta, “Aku minta kepada-Mu ya Allah untuk meninggalkan kemungkaran.” Kemungkaran adalah sesuatu yang disukai oleh syahwat manusia. Banyak manusia yang berzina, meminum arak (khamr), dan memakan riba karena hal itu disukai oleh syahwat manusia. Banyak manusia berbuat kemaksiatan akibat mengikuti hawa nafsu dan syahwatnya. Orang yang diberikan kekuatan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala untuk meninggalkan maksiat, hakikatnya mendapatkan pemberian yang agung dari-Nya.

Meminta Cinta kepada Orang-orang Miskin

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam meminta, “Dan aku minta kepada-Mu, ya Allah, agar bisa mencintai orang miskin.”

Mencintai orang miskin di sini memiliki dua makna. Pertama, masakin berarti orang-orang shalih, karena sesungguhnya merekalah orang-orang yang dikasihani oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala. Kedua, sebagian ulama mengatakan miskin di sini adalah orang-orang yang memang fakir miskin, karena mencintai mereka menunjukkan ketawadhuan.

Dekat dengan fakir miskin menghilangkan kesombongan di hati. Fudhail bin Iyyadh berkata, “Aku dahulu bergaul dengan orang-orang kaya. Namun hatiku tidak tenang. Setiap kali aku melihat mereka, ternyata baju mereka lebih bagus, minyak wangi mereka lebih mahal, sehingga hatiku selalu galau. Lalu aku bergaul dengan orang miskin, maka aku beristirahat dan merasa lebih tenang bergaul dengan mereka.”

Mencintai orang miskin menimbulkan rasa syukur kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Ketika melihat ada orang yang lebih susah hidupnya daripada kita, kita bersyukur kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Sebagaimana sabda Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam:

انْظُرُوا إِلَى مَنْ هُوَ أَسْفَلَ مِنْكُمْ وَلَا تَنْظُرُوا إِلَى مَنْ هُوَ فَوْقَكُمْ فَهُوَ أَجْدَرُ أَنْ لَا تَزْدَرُوا نِعْمَةَ اللَّهِ عَلَيْكُمْ

“Lihatlah kepada orang yang lebih rendah (hidupnya) dari kamu dan janganlah kamu melihat kepada orang yang lebih di atas (hidupnya) dari kamu, supaya kamu tidak meremehkan nikmat Allah yang Allah berikan kepada kamu.” (HR. Muslim).

Memohon Ampunan dan Perlindungan dari Fitnah

Kemudian Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam berdoa, “Dan agar Engkau ampuni dosaku dan Engkau berikan taubat kepadaku.”

Meminta ampun kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala adalah permintaan yang agung karena surga (jannah) tidak akan bisa dimasuki kecuali setelah orang-orangnya dibersihkan dari dosa. Lebih baik kita bersihkan dosa di dunia daripada dibersihkan dalam api neraka. Oleh karena itu, kita minta ampun kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala supaya Allah membersihkan dosa-dosa kita di dunia agar kelak di akhirat tidak masuk ke dalam api neraka.

Selanjutnya, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam berdoa, “Apabila Engkau menginginkan fitnah itu menimpa suatu kaum, maka wafatkan aku ya Allah dalam keadaan tidak terkena fitnah.” Fitnah yang dimaksud di sini adalah penyimpangan-penyimpangan, syubuhat (kerancuan), syahwat (nafsu) yang merusak keimanan dan agama seseorang. Fitnah betul-betul merebak di zaman ini. Banyak orang yang tadinya berjalan di atas hidayah terkena fitnah, lalu terseok-seok, kemudian kembali ke belakang.

Sungguh, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam meminta kepada Allah ‘Azza wa Jalla, apabila fitnah merebak di suatu kaum, agar diwafatkan dalam keadaan tidak terkena fitnah. Sebab, ketika hati terkena fitnah dan wafat dalam keadaan hati membawa fitnah—fitnah berupa cinta dunia, cinta syahwat, kesombongan, ujub, riya, dan yang lainnya—maka keselamatan di akhirat tidak akan tercapai. Allah ‘Azza wa Jalla menggantungkan keselamatan di akhirat dengan keselamatan hati. Allah berfirman:

يَوْمَ لَا يَنفَعُ مَالٌ وَلَا بَنُونَ ‎﴿٨٨﴾‏ إِلَّا مَنْ أَتَى اللَّهَ بِقَلْبٍ سَلِيمٍ ‎﴿٨٩﴾

“Pada hari ketika harta dan anak-anak tidak berguna, kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang selamat.” (QS. Asy-Syu’ara`[26]: 88-89).

Khutbah Jumat Kedua: Doa

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam berdoa, “Dan aku minta kepada-Mu ya Allah agar bisa mencintai-Mu dan mencintai orang-orang yang mencintai-Mu dan mencintai amal yang bisa mendekatkan diriku kepada-Mu.”

Mencintai Allah ‘Azza wa Jalla adalah cinta yang tak akan pernah ada penyesalan dan hati tidak akan tersiksa dengannya. Berbeda ketika mencintai dunia, harta, wanita, atau berbagai perhiasan kehidupan dunia, kita akan tersiksa dengannya. Cinta Allah ‘Azza wa Jalla menimbulkan ketentraman dan kebahagiaan hidup, menimbulkan kesejahteraan hati, dan kedamaian yang tidak bisa ditimbang dengan emas maupun perak. Seluruh dunia pun tidak ada apa-apanya dibandingkan ketika hati dipenuhi dengan cinta Allah ‘Azza wa Jalla.

Selain itu, meminta cinta amal yang bisa mendekatkan diri kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala penting karena banyak orang yang tidak suka beramal shalih. Mereka lebih senang bersenda gurau, bermain-main, berleha-leha, bermalas-malasan, tidak suka membaca Al-Qur’an, berzikir, atau shalat bermunajat di malam hari dengan bertahajud. Banyak orang yang dipalingkan hatinya dari berzikir kepada Allah ‘Azza wa Jalla. Mereka lebih sibuk berzikir kepada manusia dan mengingat tentang kehidupan dunia sehingga akhirnya hati pun berpenyakit.

Download mp3 Khutbah Jumat: Doa

Jangan lupa untuk ikut membagikan link download “Khutbah Jumat: Doa” ini kepada saudara Muslimin kita baik itu melalui Facebook, Twitter, atau yang lainnya. Semoga menjadi pembukan pintu kebaikan bagi kita semua.


Artikel asli: https://www.radiorodja.com/55843-khutbah-jumat-singkat-doa/